Rabu, 20 April 2011

IP ADDRESS


Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
• IP versi 4 (IPv4)
• IP versi 6 (IPv6) 
Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan komputer penerima. IP address memiliki dua bagian, yaitu alamat jaringan (network address) dan alamat komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan. 

Alamat jaringan digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat sebuah komputer lokal berada, semantara alamat komputer lokal digunakan untuk mengenali sebuah komputer pada jaringan lokal. 

Informasi ini bisa diketahui dengan mengkombinasikan IP address dengan 32-bit angka subnet mask. IP address memiliki beberapa kelas berdasarkan kapasitasnya, yaitu Class A dengan kapasitas lebih dari 16 juta komputer, Class B dengan kapasitas lebih dari 65 ribu komputer, dan Class C dengan kapasitas 254 komputer. 

Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4
Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara alamat IP versi 4 dan alamat IP versi 6.
KriteriaAlamat IP versi 4Alamat IP versi 6
Panjang alamat32 bit128 bit
Jumlah total host (teoritis)232=±4 miliar host2128
Menggunakan kelas alamatYa, kelas ABCD, dan E.
Belakangan tidak digunakan lagi, mengingat telah tidak relevan dengan perkembangan jaringan Internet yang pesat.
Tidak
Alamat multicastKelas D, yaitu 224.0.0.0/4Alamat multicast IPv6, yaitu FF00:/8
AlamatbroadcastAdaTidak ada
Alamat yang belum ditentukan0.0.0.0::
Alamatloopback127.0.0.1::1
Alamat IP publikAlamat IP publik IPv4, yang ditetapkan oleh otoritas Internet (IANA)Alamat IPv6 unicast global
Alamat IP pribadiAlamat IP pribadi IPv4, yang ditetapkan oleh otoritasInternetAlamat IPv6 unicast site-local (FEC0::/48)
Konfigurasi alamat otomatisYa (APIPA)Alamat IPv6 unicast link-local (FE80::/64)
Representasi tekstualDotted decimal format notationColon hexadecimal format notation
Fungsi PrefiksSubnet mask atau panjang prefiksPanjang prefiks
Resolusi alamat DNSA Resource Record (Single A)AAAA Resource Record (Quad A)

SUBNETTING 



Subnetting adalah penentu atau alamat dalam sebuah jaringan sehingga memudahkan pengirim mengririmkan datanya ke tempat yang ingin dituju. Hal ini menyebabkan subnetting disebut sebagai penomoran alamat pada komputer yang diwakli oleh IP Address. atau subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Keuntungan Subnetting : 

1. Menyederhanakan administrasi
2. Perubahan stuktur jaringan tidak tampak dari luar
3. Keamanan jaringan lebih baik
4. Pembatasan lalu lintas jaringan

Subnetmask default
Kelas A : 255.0.0.0
Kelas B : 255.255.0.0
Kelas C : 255.255.255.0

Pembagian Kelas
Kelas A : 0-126 .0.0.0
Kelas B :128-191.0.0.0
Kelas C :197-223.0.0.0
Kelas D :224-239.0.0.0 (MultiCast)
Kelas E :239-255.0.0.0 (Pengembangan)

Beberapa Alasan mengapa harus melakukan subnetting

Mengurangi kepadatan lalu lintas data: sebuah LAN dengan 254 host akan lebih padat
lalu lintas datanya dibandingkan dengan sebuah LAN dengan 64 host.

Meningkatkan unjuk jaringan: semakin banyak jumlah host, akan semakin
kecil kesempatan masing-masing host dalam mengakses data-data dalam
jaringan yang artinya mengurangi unjuk kerja dari jaringan itu sendiri.

Penyederhanaan dalam pengelola: Jaringan yang jauh, banyaknya jumlah komputer yang
harus di hubungkan akan mudah dikelola bila dibuatkan jaringan sendiri ketimbang
harus dijadikan satu jaringan besar.

Definisi dan Teknologi dari IEEE 802.3 802.5 802.11

1. Ieee 802.3

Standard IEEE 802.3 ( ethernet)

Pada awalnya, Ethernet didesin untuk dijalankan di atas kabel koaksial pada kecepatan maksimum 10 MBps. Sekarang Ethernet beroperasi pada kabel koaksial thin-wide (10base2) dan unshielded twisted-pair (UTP) telephone wiring (10baseT). Devais pada network–PC, workstation, printer, server, dll – secara fisik terhubung ke kabel tunggal yang dikenal sebagai bus.

Pada perkembangan berikutnya, muncul teknologi Switch Ethernet, untuk menghindari problem tabrakan paket. Sebuah Switch Ethernet menggantikan pengkabelan hub. Berikutnya adalah Fast Ethernet, yang membesarkan bandwidth LAN dari 10 MBps menjadi 100 MBps. Ia menggunakan 2 standar: Gigabit 100Base-T (IEEE 802.3u) dan Gigabit 100VG-AnyLAN (IEEE 803.12). Bila upgrade ke switch Ethernet dilakukan tanpa perlu NIC baru dan pengkabelan, Fast Ethernet memerlukan NIC baru dan mungkin juga pengkabelan baru.

Standar 100Base-T menggabungkan dua skema signaling yang dikenal sebagai 100Base-4T dan 100Base-TX. 100Base-T mempunyai option protokol half-duplex yang beroperasi di atas kabel 4 pasang (kategori 3, 4 atau 5 UTP), yang juga digunakan untuk 10Base-T, shielded Twisted-pair (STP) dan fiber. Tiga pasang digunakan untuk transmisi data untuk masing-masing arah, sedangkan pasangan keempat untuk perlindungan kolisi.

Standar 100VG-AnyLAN menggunakan metode akses media berprioritas permintaan, dibandingkan dengan skema CSMA/CD yang didefinisikan Ethernet Standar. Trafik LAN diprioritaskan dalam 2 tipe – prioritas tinggi (trafik suara dan video) dan prioritas normal (data) – dalam system bertipe round robin. Ia beroperasi di atas kabel 4 pasang kategori 3 dan 5, STP atau Fiber.
Stadard IEEE 802.3 ini ditujukan bagi LAN 1-persistent CSMA/cd untuk mengingat kembali tentang ide ini , ketika stasiun akan melakukan transmisi, stasiun mendengarkan kabel. Bila kabel dalam keadaan sibuk, maka stasiun akan menunggu sampai kabel tersebut menjadi bebas; bila kabel dalam keadaan bebas ,maka stasiun dengan segera akan melakukan tranmisi. Jika dua stasiun atau lebih mengirimkan secara simultan pada sebuah kabel yang sedang bebas, maka stasiun akan mengalami tabrakan. Semua stasiun yang mengalami tabrakan itu akan menghentikan tranmisinya, menunggu waktu random, dan mengulangi seluruh prosesnya lagi.


# kelebihan

- protokolnya sangat sederhana

- stasiun dapat dipasang dalam keadaan sistem sedang berjalan tanpa harus mematikan, sistem terlebih dahulu

- standard ini menggunakan kabel pasif, dan tidak membutuhkan modem

- delay pada lalulintas yang tidak padat bisa dikatakan nol karena stasiun tidak perlu menunggu token , dan dapat secara langsung mengirimkan frame .

# kekurangan

- sebuah stasiun harus mampu mendeteksi signal lemah yang berasal dari stasiun lain , bahkan ketika dirinya sendiri sedang melakukan transaksi.

- semua rangkaian pendeteksi semua analog .

2. Ieee 802.5

Standard IEEE 802.5 ( token ring)

Jaringan ring telah lama dan dipakai untuk LAN maupun WAN. Ring merupakan kumpulan link point to point indiual yang membentuk sebuah lingkaran. Link point to point melibatkan teknologi yang sudah dikenal baik dan terbukti dilapangan dan dapat dioperasikan pada twisted-pair, kabel koaksial, dan serat optik. Rekayasa ring juga hampir seluruhnya digital, sedangkan, misalnya 802.3 memiliki komponen analog penting untuk deteksi tabrakan. Ring juga adil dan memiliki akses saluran yang baik. Dengan alasan-alasan ini IBM memilih ring sebagai LAN-nya dan IEEE telah memasukkan standard token ring sebagai 802.5. Token-Ring berbasis standar IEEE 802.5 dan beroperasi pada 4 atau 16 MBps. Dengan Token-Ring, devais network secara fisik terhubung dalam konfigurasi ring dimana data dilewatkan dari devais ke devais secara berurutan. Sebuah paket kontrol, yang dikenal sebagai kontrol token, juga dilewatkan dalam ring. Devais yang ingin mentransmit data akan mengambil token, mengisinya dengan data dan dikembalikan ke ring. Devais penerima akan mengambil token tersebut, lalu mengosongkan isinya dan dikembalikan ke ring. Protokol ini mencegah terjadinya kolisi data dan menghasilkan performansi yang lebih baik pada penggunaan high-level bandwidth.

Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: full duplex, switched dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex menggandakan bandwidth yang tersedia bagi devais pada network. Switched Token Ring menggunakan switch yang mentransmisikan data antara segmen LAN, tidak antara devais LAN tunggal. Standar 100VG-AnyLAN mendukung format Ethernet dan Token Ring pada kecepatan 100 MBps
.

# kelebihan

- Rekayasanya cukup mudah dan dapat berbentuk sepenuhnya digital

- Ring-ring dapat dibentuk dengan menggunakan tranmisi dari mulai carrier yang sederhana sampai serat optik secara virtual

3. ieee 802.11(wireless lan)

Standard IEEE 802.11

Standard IEEE 802.11 adalah standard yang digunakan untuk jaringan lokal menggunakan wireles. Sebuah metode CSMA/cd telah diterapkan standard terakhir pada tahun 1998 juga telah menerapkan metode.
Sebuah Wireless Distribution System (WDS) adalah suatu sistem yang memungkinkan interkoneksi nirkabel jalur akses dalam IEEE 802.11 jaringan. Hal ini memungkinkan jaringan nirkabel yang akan diperluas menggunakan beberapa jalur akses tanpa memerlukan kabel tulang punggung untuk menghubungkan mereka, seperti yang secara tradisional diperlukan. Terkemuka WDS atas keuntungan dari solusi lain adalah bahwa ia melindungi alamat-alamat MAC klien frame di link antara jalur akses. Sebuah jalur akses dapat berupa utama, relay atau remote base station. Sebuah stasiun basis utama biasanya tersambung ke kabel Ethernet.Sebuah base station relay relay data antara BTS terpencil, klien nirkabel atau stasiun relay baik utama atau base station relay lain. Sebuah stasiun pangkalan terpencil menerima koneksi dari klien nirkabel dan melewati mereka pada relay atau stasiun utama. Sambungan antara "klien" yang dibuat dengan menggunakan alamat MAC daripada dengan menentukan IP tugas.

LINUX NETWORKING


Internet Protocol  
Untuk terhubung pada suatu jaringan diperlukan penomoran dari Internet Protocol yang ada 
pada PC tersebut. Teknik penomoran IP  ada 2 yaitu manual dan otomatis (DHCP). 

Pada suatu jaringan diperlukan IP dan netmask, contoh: 
192.168.0.1/255.255.255.0  
192.168.0.1 adalah penomoran IP, sedangkan 255.255.255.0 adalah netmask dari jaringan 
tersebut. IP memiliki beberapa class yang terbagi menurut jumlah IP tersebut. Class yang 
ada antara lain: 

A. 10.x.x.x dengan netmask 255.0.0.0  
B. 172.16.x.x s/d 172.31.x.x dengan netmask 255.255.0.0  
C. 192.168.0.x s/d 192.168.255.x dengan netmask 255.255.255.0  
D dan E tidak digunakan, karena diperuntukan untuk penelitian 

Penomoran netmask dapat disingkat, misalkan 255.255.255.0 dapat disingkat menjadi/24 

Setting IP di Linux  
a. Perintah “ifconfig”  

Dengan menggunakan perintah ifconfig, root dapat mengganti setting IP untuk jaringan. 
Contoh : 
highway:~#ifconfig  

eth0                 Linkencap:EthernetHWaddr00:0C:F1:BA:38:43 
inetaddr:10.252.102.143Bcast:10.252.102.255Mask:255.255.255.0 
inet6addr:fe80::20c:f1ff:feba:3843/64Scope:Link 
UPBROADCASTRUNNINGMULTICASTMTU:1500Metric:1 
RXpackets:7827318errors:0dropped:0overruns:0frame:0 
TXpackets:5486496errors:0dropped:0overruns:0carrier:0 
collisions:0txqueuelen:1000 
RXbytes:2529035045(2.3GiB)TXbytes:1421757215(1.3GiB) 

Lo           Linkencap:LocalLoopback 
inetaddr:127.0.0.1Mask:255.0.0.0 
inet6addr:::1/128Scope:Host 
UPLOOPBACKRUNNINGMTU:16436Metric:1 
RXpackets:999errors:0dropped:0overruns:0frame:0 
TXpackets:999errors:0dropped:0overruns:0carrier:0collisions:0txqueuelen:0RXbytes:68831 
(67.2KiB)TXbytes:68831(67.2KiB) 

Untuk mengganti IP dapat dilakukan dengan cara : 
# ifconfig eth0 192.168.0.1 netmask 255.255.25.0 

b. Dengan menyimpan konfigurasi jaringan 

Pada Debian GNU/Linux, file konfigurasi jaringan terdapat pada /etc/network/interfaces, 
dapat dilakukan dengan menggunakan editor vim, nano, atau mcedit. 

# vim /etc/network/interfaces 

pada file tersebut ketikkan syntax berikut: 
 
auto lo 
iface lo inet loopback 
 

auto eth0 
iface eth0 inet static 
address 10.252.108.143 

netmask 255.255.255.0

kemudian jalankan perintah “/etc/init.d/networking restart” 
apabila ingin menggunakan DHCP ganti “iface eth0 inet static” menjadi “iface eth0 inet dhcp”  

Tools Networik  
  a. ping, tools mengirimkan text ke client
  b. mtr, aplikasi traceroute dan ping

II. Alat dan Bahan  
1. PC/Laptop menggunakan sistem Operasi Linux
2. Kabel UTP, switch, hub,

III.  LANGKAH PERCOBAAN 
1  Ganti IP dari masing-masing komputer menjadi network 172.16.0.0/16 tidak boleh ada 
    yg sama, lakukan dengan perintah “ifconfig” maupun dengan menuliskan interfaces.Tulisk
    an pada laporan  
2  Ping pada masingmasing PC di jaringan, tuliskan hasilnya pada laporan  
3  Rubah setting IP tersebut menjadi DHCP, kemudian lakukan “/etc/init.d/networking 
    restart”. Tuliskan cara setting dan hasil dari perintah tersebut di laporan.  


IV. Analisa
A.  Percobaan mengunakan perintah ”ifconfig” 
mengganti IP address pada linux dengan menggunakan printah ifconfig hanya sementara, setelah komputer di restart kembali maka akan kembali ke IP awal. sedangkan menggunakan perintah seperti pada gambar di bawah, maka IP address akan permanen.  

auto lo 
iface lo inet loopback 
 

auto eth0 
iface eth0 inet static 
address 172.16.0.5

netmask 255.255.0.0  

tambahkan IP address dan netmask seperti diatas, IP address dan netmask disesuaikan seperti pada dasar teori di atas.
kemudian lakukan perintah diatas. gunanya untuk merestart jaringan yang sudah kita ubah.
lakukan perintah ifconfig pada terminal, gunanya untuk memastikan apakah IP address sudah terganti atau belum. Jika sudah lanjut ke perintah berikutnya.
B.  Percobaan ”ping” pada masingmasing PC di jaringan 

untuk mengetes apakah connect dengan jangingannya. lakukan perintah ping seperti gambar di atas.
C.  Percobaan merubah setting IP tersebut menjadi DHCP  
 ubah "static" menjadi "dhcp" 
kemudian lakukan perintah restart seperti gambar di atas.
kemudian dengan perintah ifconfig, lihat IP address apakah sudah terganti DHCP atau belum.
IP ADDRESS DHCP : 172.22.22.101 dan NETMASK : 255.255.255.0
kemudian lakukan ping ke komputer lain untuk membuktikan apakah jaringan sudah connect.

Sabtu, 16 April 2011

Konfigurasi Wireles D-Link DWL-2100AP

Konfigurasi Wireles D-Link DWL-2100AP

Alat dan Bahan
1. Laptop/PC menggunakan OS Windows 7


2. Wireless D-Link DWL-2100AP
 
3. Switch

 4. Kabel UTP

Langkah Percobaan
  1. Kita menggunakan access point merk Dlink DWL-2100AP Access point Dlink DWL-2100AP memiliki alamat IP default 192.168.0.50. Tujuan vendor memasangkan alamat IP adalah agar kita dapat mengkonfigurasi access point melalui program aplikasi browser seperti (Internet Explorer) atau (Mozilla firefox). Gunakanlah gambar berikut sebagai bahan referensi terhadap konfigurasi yang dilakukan pada
  2. Karena Wireless Dlink DWL-2100AP memiliki IP default 192.168.0.50, maka setelah wireless  
    dihubungkan ke laptop menggunakan kabel Lan, maka selanjutnya aturlah Ip Address Laptop pada icon local Area Connection -> local area properties -> internet protocol (TCP/IP) properties sehingga  menjadi seperti pada gambar berikut : 
  3. Sebelum mulai mengkonfigurasi, periksa terlebih dahulu koneksi dari PC ke Access Point dengan menggunakan perintah Ping :
    Jika Replay menyatakan Koneksi antara Komputer dan Access Point telah terkoneksi (OK). Ready  
    for Configure, jika Time Out berarti belum terjadi Koneksi, coba cek Kabel LAN ataupun IP 
    Address laptop. 
  4. Ketikkan IP default wireless pada address bar internet :
    Pada kolom username isikan admin dan untuk kolom password dikosongkan
    (Security default dari wireless)
  5. Muncul jendela konfigurasi awal Wireless
    Untuk menjalankan system konfigurasi Wireless, pilihlah run wizard lebih praktis untuk melakukan konfigurasi keseluruhan jaringan
  6. Setelah melakukan running wizard, berikut tampilan jendela dan langkah-langkahnya

    Penjelasan Langkah-langkah konfigurasi Wireless DLink DWL-2100AP
    Isikan Password baru pada kolom password, lalu ketikkan lagi password pada kolom verify password
    Isikan Nama SSID, dan pilih sesuai data yang ada pada combo channel (untuk memberi ruang beberapa laptop yang nantinya akan terkoneksi dengan wireless)
     
    Pilih pada pilihan List box security level (sesuaikan kebutuhan)
    Pilih Key type (danjurkan Hex), key size, dan First Key 
    (yang menjadi password untuk membuka koneksi Wireless)
     Konfigurasi telah selesai selanjutnya menuggu beberapa detik, untuk hasil konfigurasi wireless seperti gambar di bawah :
  7. Setelah melakukan running wizard, berikut tampilan jendela dan langkah-langkahnya :
    Aturlah Performance wireless settings (sesuaikan dengan kebutuhan)
    Terakhir, aturlah DHCP Server Wirelees sebagai titik referensi IP address laptop yang akan dihubungkan.
    Pengaturan konfigurasi sepenuhnya selesai
  8. Bukalah jendela koneksi wireless, pilihlah nama SSID yang sama dengan yang dibuat pada konfigurasi 
            Wireless awal, perhatikan gambar di bawah :
    Setelah memilih SSID yang sama, akan timbul pesan password security key
     
    Isilah sesuai dengan first security key yang pada awal konfigurasi wireless dibuat
     
    Pilihlah wireless conection status untuk melihat IP yang dapat ditangkap laptop dari wireless yang ada seperti gambar di atas.
  9. Sedikit penjelasan untuk pengaturan wireless yang bersifat Static pada pengaturan IP addressnya :
    Pilih Tab LAN pada pengaturan wireless :
  10. Setelah itu kita uji apakah pemasangan dan konfigurasi wirelessnya sudah benar atau belum dengancara Ping ke komputer client yang menggunakan IP addrees yang sudah di tentukkan, dan selanjutnya adalah mengkonekkan client to client, apakah client baris1 dapat konek ke client baris2 dan baris3. dengan cara mengghubungkan semua wireless ke switch dan mengkonfigurasi ulang masing-masing wireless. Sehingga kita dapat connect dan saling berhubungan antara client2 dan client3

    IP address yang sudah di tentukan dan disepakati
    Baris1 = 192.168.0.10 - 192.168.0.19
    Baris2 = 192.168.0.20 - 192.168.0.29
    Baris3 = 192.168.0.30 - 192.168.0.39

Rabu, 06 April 2011

PEMBUATAN KABEL JARINGAN (STRAIGHT DAN CROSS)


Pembuatan Kabel Jaringan ( Straight & Cross )
Dalam praktikum kali ini, saya akan membahas tentang perakitan sebuah kabel jaringan. Kabel jaringan yang dibuat terdiri dari dua macam, yaitu kabel straight dan kabel cross. kabel straight sendiri gunanya untuk menghubungkan antara komputer satu dengan komputer yang lain, sedangkan kabel cross untuk menghubungkan komputer dengan switch.

A. Alat dan Bahan

1. Kabel UTP
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang murah, kinerja yang ditunjukkannya juga relatif bagus. Saya disini akan memberikan solusi bagaimana cara menghapal dengan cepat dua urutan pengabelan yakni Straight dan Cross. Sebelumnya saya akan menjelaskan kegunaan Straight dan Cross. Kabel Straight digunakan untuk menghubungkan NIC dengan Switch atau NIC dengan Hub, sementara kabel Cross digunakan untuk menghubungkan NIC dengan NIC atau Hub dengan Hub. Bentuk kabel UTP adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.



Untuk membuat kabel straight ada urutan tertentu untuk penyusunan kabelnya. Berikut ini adalah urutan pengabelan Straight :

Ujung A
   1. Putih Orange
   2. Orange
   3. Putih Hijau
   4. Biru
   5. Putih Biru
   6. Hijau
   7. Putih Coklat
   8. Coklat

Ujung B
   1. Putih Orange
   2. Orange
   3. Putih Hijau
   4. Biru
   5. Putih Biru
   6. Hijau
   7. Putih Coklat
   8. Coklat

Sama halnya dengan kabel straight,, kabel cross juga memiliki urutan penyusunannya. Berikut ini adalah urutan pengabelan Cross :
Ujung A

   1. Putih Orange
   2. Orange
   3. Putih Hijau
   4. Biru
   5. Putih Biru
   6. Hijau
   7. Putih Coklat
   8. Coklat

Ujung B

1. Putih Hijau
2. Hijau
3. Putih Orange
4. Biru
5. Putih Biru
6. Orange
7. Putih Coklat
8. Coklat

Cara cepat menghapalnya adalah cukup mengingat OBIC yang artinya Orange, Biru, Ijo, Coklat. Tetapi anda harus menambahkannya dengan warna putih sebelum OBIC di urutkan. Khusus warna biru anda harus merubahnya dengan warna putih hijau bukan putih biru. Sedangkan untuk kabel Cross anda cukup mengubah urutan 1 pindah ke 3, urutan 2 pindah ke 6 atau dengan kata lain 1-3, 2-6 dari urutan kabel straight. Untuk kabel Cross Ujung A urutannya kabel Straight dan Ujung B dirubah jadi 1-3, 2-6.

2. Connector RJ45
RJ merupakan singkatan dari (Registered Jack). Untuk kabel telepon biasanya menggunakan RJ-11, dan untuk kabel network tipenya RJ45. Harganya sekitar Rp. 50.000 s/d Rp. 150.000 per kotak dengan 100 unit konektor. Adapun bentuk connector RJ45 yaitu seperti pada gambar dibawah ini.












3. Crimping Tool
Crimp tool / Crimping tool adalah alat untuk memasang kabel UTP ke konektor RJ-45 / RJ-11 tergantung kebutuhan. Bentuknya macam-macam ada yang besar dengan fungsi yang banyak, seperti bisa memotong kabel, mengupas dan lain sebagainya. Ada juga yang hanya diperuntukan untuk crimp RJ-45 atau RJ-11 saja. Contoh gambarnya seperti ini.











4. LAN Tester
LAN Tester adalah sebuah alat yang digunakan untuk menguji apakah pemasangan dari susunan kabel straight ataupun cross sudah benar. yaitu dengan memasang masing-masing ujung kabel pada slot LAN Tester. Jika lampu menyala berurutan dengan benar berarti kabel tersebut bernama kabel straight sedangkan jika menyala ada yang tidak berurutan berarti itu kabel cross. jika ada lampu yang tidak menyala pada LAN Tester berarti ada kabel yang tidak terhubung di Connector RJ45. Bentuk dari LAN tester adalah sebagai berikut.












5.  Switch
Switch adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan bebepara LAN yang terpisah serta menyediakan filter paket antar LAN. Switch adalah peralatan multi port, masing-masing dapat mendukung satu workstation, jaringan Ethernet atau jaringan Token Ring. Meskipun terhubung dengan jaringan yang berbeda pada masing-masing port, switch dapat memindahkan paket data antar jaringan apabila diperlukan. bentuk switch sendiri yaitu sebagai berikut.












6. PC / Laptop
Laptop disini digunakan untuk melakukan pengujian jaringan  peer to peer menggunakan kabel-kabel jaringan yang sudah dibuat nantinya.












B. Langkah-Langkah Percobaan

1. Persiapkan 2 kabel UTP untuk membuat kabel straight dan cross.
2. Kupas kulit luar kabel UTP kurang lebih 2 cm dengan menggunakan Crimping tool.
3. Setelah terkups kulit luarnya, susun masing-masing ujung kabel UTP tersebut.
    Untuk membuat kabel straight maka urutannya dari kiri ke kanan adalah :
    Ujung A
   1. Putih Orange
   2. Orange
   3. Putih Hijau
   4. Biru
   5. Putih Biru
   6. Hijau
   7. Putih Coklat
   8. Coklat

   Ujung B
   1. Putih Orange
   2. Orange
   3. Putih Hijau
   4. Biru
   5. Putih Biru
   6. Hijau
   7. Putih Coklat
   8. Coklat

   sedangkan untuk kabel cross, urutannya adalah :
   Ujung A
   1. Putih Orange
   2. Orange
   3. Putih Hijau
   4. Biru
   5. Putih Biru
   6. Hijau
   7. Putih Coklat
   8. Coklat

   Ujung B
   1. Putih Hijau
   2. Hijau
   3. Putih Orange
   4. Biru
   5. Putih Biru
   6. Orange
   7. Putih Coklat

   8. Coklat


4. Jika susunan kabel sudah tepat baik straight maupu cross, masukkan ujung-ujung kabel tersebut pada Connector RJ45 dan pastikan semua ujung kabel mengenai tembaga yang ada di RJ 45 dengan cara mendorong kabel tersebut agar ujungnya meneyntuh seluruhnya.
5. Setelah ujung kabel masuk dengan rapi, tekan kuat-kuat kabel yang  telah masuk dalah connector RJ45 lalu jepit dengan Crimping Tool sampai benar-benar rapat dan kabel tersebut terkunci.

C. Pengujian

1. Setelah kabel selesai, cek kabel straight maupun cross yang dibuat tadi dengan LAN tester untuk mengecek apakah kabel berfungsi dengan baik. jika lampu pada LAN tester bergerak sesuai, maka kabel berfungsi dengan baik.
2. untuk pengujian lebih lanjut coba hubungkan kabel straight dari komputer ke switch dan kabel cross dari swicht pada jaringan anda ke swicth pada jaringan lain. setelah itu coba ping jaringan anda terlebih dahulu. jika terkoneksi maka selanjutnya ping jaringan lain.